Rabu, 21 Agustus 2013

Teori feminisme Radikal : Penggebrak Keadaan Sosial yang Alot




Teori feminisme Radikal : Penggebrak Keadaan Sosial yang Alot
Putranto Argi Noviantoko
Mahasiswa Jurusan Politik dan Pemerintahan, Fisipol, UGM, Yogyakarta
NIM : 12/335566/SP/25268 Muhammad_argi@rocketmail.com
Kata kunci: feminisme , patriarki, new left



A. Apa Itu Teori feminisme Radikal?
Teori feminisme radikal
Teori feminisme sangat beragam dan banyak dikemukakan oleh banyak para ahli ,diantaranya seperti feminisme liberal,feminis marxis dan feminisme radikal. Tujuan feminisme adalah menunjukkan bagaimana penilaian tentang suatu kondisi sosial di mana perempuan menempuh kehidupan mereka membuka kesempatan untuk merekonstruksi dunia mereka dan menawarkan kepada mereka prospek kebebasan di masa depan.[1]
Teori feminisme radikal menekankan pada patriarki sebagai struktur sosial dan hubungan patriarki sebagai universal dan unsur mendasar,dengan kata lain perempuan tertindas oleh para laki-laki dalam struktur normal. Kate millett (1934-1977) berpendapat bahwa patriarki dibawa oleh kontrol gagasan dan kebudayaan oleh laki-laki.[2]
Dalam teori feminis radikal awal,sebagai contoh Shulamith firestone (1945) argumentasinya adalah bahwa patriarki didasarkan pada faktor  biologi bahwa hanya perempuan yang mengandung dan melahirkan.[3] Pendekatan ini hanya apabila jika telah ditemukan teknologi baru yang dapat memungkinkan mengandung di luar rahim,maka barulah perempuan memperoleh kebebasan yag berarti tidak memerlukan laki-laki untuk membuahi.
Menurut bouchier (1983) perkawinan adalah”sumber institusional dari eksploitasi yang sesunggguhnya”[4] jika seorang perempuan melakukan pernikahan terhadap seorang pria maka dia akan harus selalu bekerja di rumah seperti bersih-bersih,masak,mengasuh anak dan sebagainya.itulah yang menjadi dasar bahwa pembatasan kebebasan perempuan untuk bekerja di luar sebagai suatu penjajahan perempuan oleh laki-laki. Semua hal dalam rumah tangga diatur oleh laki-laki sebagai ketua keluarga,sehingga perempuan merasa tertindas oleh sistem tersebut.



B. Konsepsi Pembangun Teori
Dalam sejarah perkembangannya, ini tidak dapat dipisahkan dari filsafat bahwa semua itu berdasarkal penindasan yang terjadi dalam sistem masyarakat pada umumnya yang dikuasai oleh laki-laki atau patriarki. Paham ini memberikan bukti bahwa struktur sosial yang dikuasai laki-laki tidak akan selalu diterima oleh kaum perempuan. Maka dari itu kaum perempuan melakukan pemberontakan terhadap sistem patriarki yang dirasa menindas dari segala aspek kehidupan masyarakat seluruhnya. Paham ini memiliki kecenderungan untuk melepaskan diri dari sistem yang ada,dan membuat sistem yang baru dan mandiri. Teori ini menarik untuk dipahami karena dapat memberikan kita wawasan sosial yang luas dalam cangkupan ilmu.
            Para perempuan yang merasa ditindas banyak yang melakukan tindakan-tindakan menentang adat atau budaya yang ada di sekitarnya. Sehingga secara tidak langsung membentuk konsep, bahwa pemikiran mereka harus jauh dari namanya laki-laki sebagai pembentuk sistem sosial yang ada di lingkungan masyarakatnya. Feminisme radikal lain berpendapat bahwa fenomena universal pada akar patriarki bukanlah menjadi ibu biologis,melainkan institusi sosial keluarga berbasis perkawinan tertentu.[5] Dan juga dalam perkembangannya bahwa ,sistem patriarki yang telah ada akan dilawan juga dengan pembenaran yang tidak bersistematis seperti pada umumnya secara normal. Dalam artian bahwa mereka menentang arus tidak secara politik,soial saja namun juga kodratnya sebagai perempuan. Master dan johnson (1966) menambahkan legitimasi baru bagi klaim sebagaian feminisme radikal bahwasanya konstruksi sosial dari bentuk-bentuk seksualitas tertentu sebagai “normal” dan “superior” terhadap yang lain adalah alat universal yang menjadi sumber patriarki[6]
            Dalam perkembangannya, feminisme radikal dapat dikategorikan gerakan new leftatau gerakan pembaruan,yang berbeda dari feminisme liberal yang memandang prasangka gender sebagai persoalan ketidak acuhan. Oleh karena itu ,sikap tak acuh itu dapat dihilangkan dengan memberlakukan undang-undang anti diskriminasi terhadap individu-individu yang terkait dan dengan mempromosikan sikap-sikap anti eksis. Akibatnya, bagi kaum feminisme, ini adalah perang yang kelak dapat dimenangkan dengan pendidikan kembali.[7]



Yang dimana menekankan persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan feminisme radikal menekankan perbedaan antara status laki-laki dan status perempuan. Maka dari itu semua akan menjadi objek dimana, dilihat dari sudut pandang akan lebih cenderung untuk menyimpang dengan feminisme yang lain. Dalam pemikiran pokok teori ini adalah perempuan mengalami tekanan atau penindasan oleh laki-laki.
 Kekuasaan pusat dikendalikan oleh laki-laki harus dapat dipahami dan dikenali secara umum,dan tidak boleh di bebaskan dalam suatu kontruksi sosial sehingga kontruksi sosial secara umum yang terpintas dari kehidupan sosial akan menjadi berbeda dalam paradigma tertentu. Sehingga perbedaan gender yang dikategorikan menjadi dalam pengelompokan maskulin dan feminim harus dihapuskan karena itu hanya kontruksi sosial yang diciptakan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial yang ada. Dalam pemikiran inti,bahwa penindasan yang paling struktural dalam perkembangan jaman dan keadaan sosial berada pada penindasan yang dilakukan oleh laki-laki dalam membuat paradigma masyarakat secara umum dan struktural.
Dalam penekanannya perbedaan gender tersebut dapat menjadi acuan politik dalam kehidupan, untuk memperkuat kekuasaan dalam sistem patriarki. Dalam kehidupan perempuan pengalamanlah yang menuntun agar dapat merasakan ketidakadilan dalam berkehidupan dalam kehidupan perempuan. Dalam protes-protes tersebut ada jalan yang begitu sangat menolak kodrati, yaitu lesbianisme sebagai protes dalam upaya menolak peran laki-laki sebagai pasangan hidup. Maka dari itu dalam praktik , tujuan untuk melakukan transformasi seksualitas perempuan sebagai jalur perjalanan penghancuran patriarkhi mendorong banyak feminis radikal untuk berpendapat bahwa hanya seksualitas lesbian yang memungkinkan perempuan untuk bebas mengeskpresikan emosi mereka-suatu solusi yang dikenal sebagai “ separasi”[8]
            Menolak adanya pernikahan yang membelenggu kebebasan seorang perempuan dalam berkehidupan sehari-hari. Ciptakan dalam keadaan yang begitu tenang dan menikmati hidup tanpa aturan laki-laki dalam rumah tangga. Itulah salah satu contoh tindakan dalam perlawanan konsep dari patriarki. Karena dasarnnya adalah menuntut keadilan perempuan dalam teori feminisme radikal ini.
           
C. Tokoh-Tokoh Teorifeminisme radikal
Kate Millet, Shulamith Firestone, David Bouchier, Mary Maynard, Sylvia Walby, Masters, Johnson, Adrienne Rich,Andrea Dworkin dan Elizabeth Stanko (PIP Jones ; 2003)

D. Kasus dan Implementasi Teori (kesimpulan)
Dalam teori yang paling dapat berhasil akan perjuangan empasi wanita adalah Raden Ajeng Kartini, yang memperjuangkan pendidikan Kaum Pribumi pada masa Kolonial Belanda Khususnya untuk Perempuan. Karena dijaman itu yang boleh bersekolah adalah kaum orang yang terpandang (Bangsawan), kaya dan Laki-laki. Tetapi R.A Kartini memiliki ide untuk melakukan gebrakan-gebrakan yang baru dalam memajukan pendidikan untuk kaum pribumi yang biasanya untuk para Laki-laki.
Paradigma yang telah berkembang dalam pemikiran masyarakat pada masa itu adalah kaum Perempuan tidak perlu adanya pendidikan, Karena perempuan hanya bertugas di dalam rumah tangga (mengurusi suami dan anak). Maka dari itu R.A Kartini melihat bahwa semua sistem tersebut adalah karena adanya patriarki yang menguasai struktur sosial di Indonesia pada masa kolonial Belanda. Sehingga melawan arus kodrat yang telah ditentukan bahwa Laki-laki mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dari pada Perempuan, sehingga sangat tabu jika Perempuan pada masa itu bersekolah. Intinya R.A Kartini sebagai perempuan merasakan penindasan yang dilakukan Laki-laki dalam struktur sosial pada masa tersebut. Keberhasilan dalam merubah paradigma di masa depan, telah mencipatakan suatu struktur sosial yang baru.
Dalam prakteknya, teori tersebut tidaklah selalu dengan cara yang kasar, karena yang dilakukan R.A Kartini di masa depan, menjadikan terobosan yang begitu luar biasa bagi para Perempuan di Indonesia dengan cara yang halus. Dalam teori ini saya kurang begitu setuju dengan apa yang dikemukakan bahwa Perempuan harus dapat terpisah dari sistem Patriarki, karena sesungguhnya kodrat laki-laki dan perempuan itu mamang berbeda tetapi Laki-laki dan Perempuan menjadi pelengkap dalam kehidupan sosialnya. Sehingga harus bijak dalam menanggapi permasalahan. Masalah sesungguhnya adalah tidak adilnya dalam distibusi kesejahteraan, keamanan dan rasa nyaman.




Daftar Pustaka

Era Baca.(2012)Biografi R.A Kartini Biodata, Profil Raden Ajeng Kartini Lengkap. Kartini,http://www.erabaca.com/2012/03/biografi-ra-kartini-biodata-profil.html
Hall,stuart.(2010).LIFE AND TIMES OF THE FIRST NEW LEFT,http://newleftreview.org/II/61/stuart-hall-life-and-times-of-the-first-new-left,diakses pada tanggal 7 januari 2013)
Jones,Pip.( 2009) Pengantar Teori-Teori Sosial:Dari Teori Fungsionalisme Hingga Post-Modernisme, terj. Ahmad Fedyan Saifuddin.Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.














[1]  Pip Jones,Pengantar Teori-Teori Sosial:Dari Teori Fungsionalisme Hingga Post-Modernisme,terj. Achmad Fedyani Saifuddin(Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,2009),hal.125
[2]ibid.,hal.129
[3]Ibid.
[4]Ibid.,hal.130
[5]Ibid.129
[6]Ibid.131
[7]Ibid.126
[8]Ibid.131

Teori Queer : Menyimpang Akibat lingkungan Mr.X




Teori Queer : Menyimpang Akibat lingkungan Mr.X
Putranto Argi Noviantoko
Mahasiswa Jurusan Politik dan Pemerintahan, Fisipol, UGM, Yogyakarta
NIM : 12/335566/SP/25268 Muhammad_argi@rocketmail.com
Kata kunci: gender, identitas, performativitas

 
A. Apa Itu Teori Queer  ?
Teori Queer

Teori Queer menyatakan bahwa Gender merupakan sebuah performativitas dan bukan takdir biologis seseorang, Jadi sesungguhnya dalam teori ini identitas gender dan identitas seks adalah suatu yang tidak ajeg atau tidak tetap (dinamis dan adaptasi). Identitas dalam hal tersebut bukan merupakan subjektivitas,melainkan bagian dari subjektivitas. gender adalah kategori yang selalu bergeser : gender seharusnya tidak ditafsirkan sebagai identitas yang stabil, namun harus dilihat sebagai suatu identitas yang lemah terhadap waktu, berada dalam suatu ruang yang menyesuaikan dengan berulangnya sikap/tingkah laku.[1]Dimasa anak-anak adalah tahapan perkembangan psikoseksual yang jelas dan gender dari setiap orang dewasa adalah hasil dari bagaimana ia mengatasi tahapan pada masa lalu,Maskulin dan femininitas, yang berarti adalah produk dari pendewasaan seksual.
Sehingga semua itu tidaklah takdir semata, Yang berarti bahwa gender manusia selalu mengalami perubahan sosial yang terpengaruh akan lingkungan sosial, pada masa anak-anak sampai dewasa.Teori Queer milik Judith Butler yang menyatakan bahwa jender merupakan
sebuah performativitas dan bukan takdir biologis seseorang (Jackson dan Jones, 1998: 234-
235).[2]Teori ini  mendukung penyebab terjadinya homoseksual, bahwa identitas gender dan identitas seks akan berubah karena pengaruh dari lingkungan.





B. Konsepsi Pembangun Teori
Dalam teori Queer mirip seperti Teori Psikososial yang menekankan pada lingkungan sebagai faktor pembentukan sifat homoseksual pada individu. Dalam teori ini berisi lingkungan yang sangat  mempengaruhi sifat homoseksual individu seperti :
·         Pola asuh.
·         Trauma kehidupan.
·         Tanda-tanda psikologik.
·         Posisi kaum Homoseksual seperti kloset berlapis.
·         Pada masa anak dan remaja.
·         Pengalaman seks yang pertama.

ü  Dalam penjelasan singkatnya secara umum sebagai berikut:

·         Pola asuh        :pada perkembangan ini dapat merujuk pada keadaan lingkungan berada. Pertama kali sejak saat balita, anak-anak sampai remaja. Jika anak tersebut hidup dilingkungan yang benar dan tepat maka tidak dipungkiri lagi si anak akan menjadi anak yang sehat dan lurus dalam perkembangan gender dan sexnya. Namun jika tidak benar dalam perkembangan lingkunganya maka dia menjadi biologi tubuh dan jiwa yang tidak benar atau baik.
banyak sekali kejanggalan yang dialami oleh individu karena,pola asuh yang tidak benar semasa hidup. Dalam suatu contoh saya ambil: seorang anak laki-laki diberikan mainan perempuan seperti boneka atau alat-alat bermain untuk masak, dan selalu bermain dengan anak-anak perempuan ,maka itu dapat membuat sifat yang muncul adalah feminisme dalam penguasaan diri individu,dalam paradigma berpikir,bertindak dan berbicara pada keluarga,teman dan masyarakat umum.sehingga sifat yang muncul adalah kebancian, suatu saat nanti.
Dan juga kalau tidak mendapatkan bekal moral, agama dan etika sejak dini yang cukup, maka akan menimbulkan sifat-sifat tidak percaya diri, tertutup dan menyimpang seperti homoseksual, dan jika ditambah lingkungan pergaulan teman sebaya waktu remaja yang menyimpang dalam identitas seksualnya seperti homoseksual, semakin memperkuat pembentukan penyimpangan tersebut. Tetapi pada umumnya pola asuh keluarga sudah tepat untuk membentuk orientasi eksualheteroseksual. Meskipun pola asuh dan lingkungan mendorong heteroseksual, namun perubahan yang terus berjalan sampai dewasa bisa mengubah orientasi seksual seseorang.[3]

·         Trauma kehidupan: Dalam perkembangan individu, untuk menjadi manusia yang benar. Tidak mungkin tidak berpengaruh dari masa lalu. Masa lalu sebagai kunci atau landasan seorang individu dalam berkehidupan sekarang dan masa depannya.maka dari itu sangat berpengaruh pada jiwa seseorang untuk merespon sesuatu yang ada pada lingkungan beserta segala empirisme dalam menanggapai respon.Trauma di masa kecil, termasuk karena kekerasan seksual atau fisik juga bisa memengaruhi pembentukan karakter remaja.[4]
Dalam perkembangannya rusaknya rumah tangga atau Broken Home ialah salah satu yang paling mempengaruhi kepribadian jiwa anak-anak dalam tindakan menyimpang sosial. Kurangnya kasih sayang terhadap kedua orang tua,sehingga mereka mencari jati diri untuk melepas semua beban yang ada dalam jiwa yang selama ini tertekan akan situasi yang belum pernah dihadapi oleh dirinya.

·         Tanda-tanda psikologik:Ini bisa jadi adalah gangguan kejiwaan yang dikarenakan oleh suatu lingkungan,yang diawali dalam sebuah perkembangannya. Dalam psikologik perkembangan bahwa bisa jadi berawal dari lingkungan prenatal,pola asuh dan pergaulan teman atau masyarakat banyak. Dalam gangguan psikologik. Dapat pula dikatakan semua mempengaruhi kinerja kehidupan sosialnya. Atau dalam interaksi mengalami kejanggalan yang tidak umumnya seperti individu-indivu lainnya.
Dalam perkembangannya teori ini hampir sama dengan teori Psikososial,dengan kata lain bahwa gender atau sex dapat berubah sesuai dengan lingkuangan dan semakin bertambahnya waktu. Arti Queer adalah dalam bahasa inggris Queer has traditionally meant odd or unusual, though modern use often pertains to LGBT (gay, lesbian, bisexual, transgender, intersex and non-normative heterosexual) people. Dalam bahasa indonesianya adalah: (Queersecara tradisionalberartianeh atautidak biasa, meskipunpenggunaanmodern seringberkaitan denganLGBT(gay, lesbian, biseksual, transgender, interseksdan non-normatif heteroseksual) orang) [5]ialah bahwa memaparkan kondisi sosial yang berbeda dengan yang lainya atau menelanjangi kontruksi sosial. Sehingga kelainan sosial yang ada di masyarakat khususnya gender yang berbeda atau aneh dengan yang umumnya.
Dalam hal ini manusia dapat menjadi manusia normal pada umumnya adalah sejatinya akan mencintai beda jenis kelamin karena adalah takdir gender itu sendiri, maka dari teori itu menjelaskan tidak selalu lurus sesuai dengan pada umumnya. Karena sebagian menusia ada yang tidak lurus seperti pada umumnya.Dalam perkembangan Queer tidak selalu dalam kata untuk gender atau sex,tapi juga dapat sebagai kata penyimpangan dalam kasus yang lainnya.
Maka dari itu perkembanganqueer sejalan dengan kehidupan sosial yangada di lingkungan kita. Maka dari semuanya bahwa masalah sosial gender dan sex akan selalu berkembang menjadi hal yang tidak semestinya ,diberikanlah seseorang labeling atau cap queer kepada individu yang tidak sejalannya perkembangannya terhadap gender yang melekat saat sejak dia lahir.Teori labeling contoh  dia terlahir menjadi laki-laki sejak bayi, namun perkembnagnnya sejak remaja,kemudian masuk menjadi orang dewasa .
 Dia tidak menyukai seorang perempuan namun mencintai seorang laki-laki.Untuk itu queer dapat menjadi cap kepada suatu hal yang dianggap menyimpang, khususnya gender seseorang.berpendapat bahwa kadang-kadang proses labelling itu berlebihan karena sang korban salah interpretasi itu bahkan tidak dapat melawan dampaknya terhadap dirinya (Pip Jones, 2003; 147).

C. Tokoh-Tokoh Teoriq Queer
·         JudithButler:adalahseorang filsufpost-strukturalis Amerika, yangtelah memberikan kontribusi untukbidangfilsafatfeminis, teoriqueer, filsafat politik, dan etika. Dan berkembang lagi menjadi berbagai bidang telaah sosial. Seperti para tokoh-tokoh yang mengembangkan teori ini seperti,

·         Lauren Berlant (http://english.uchicago.edu/faculty/berlant)
·         Gloria E. Anzaldúa(http://lgbthistorymonth.com/gloria-anzaldua?tab=biography)
·         Aaron Betsky(http://eng.archinform.net/arch/10238.htm)
·         WayneKoestenbaum(http://www.indexmagazine.com/interviews/wayne_koestenbaum.shtml)








D. Kasus dan Implementasi Teori
Dalam kasus yang saya akan kemukakan adalah kasus dimana yang menimpa,sebut saja namanya Mr.X yang saya ambil ceritanya dari media online ,Kompas edisi 28 maret 2008. Yang tidak disebutkan tempat dan namanya untuk menjaga privasi. Mr.X adalah seorang pria yang normal, dia bekerja seperti orang biasa, dia juga memilki seorang kekasih perempuan seperti pada umumnya. Namun yang menjadi kendala, ketika dia disuruh bosnya bekerja untuk menginap di rumahnya.
Ketika itu tidak ada pikiran apa-apa yang akan menimpa pada dirinya. Pada saat bersamaan tidur di rumah bosnya, terjadilah pelecehan seksual yang dialami oleh dirinya. Karena bosnya mengajaknya tidur dengan tidak wajar, seperti bosnya memegang alat kelamin Mr.X dan mengajak bersetubuh. Hal tersebut membuat Mr.X jengkel dan menolak ajakan Bosnya tersebut. Kemudia Bosnya meminta maaf kepada Mr.X.
Kemudian suatu hari bosnya mengajaknya lagi dengan berbagai alasan. Namun itu justru berulang-ulang dan tidak menjadi kebiasaan rutin seperti biasanya. Kemudian inilah menjadi tanda-tanda kejiwaan terbawa oleh suasana lingkungan yang ada. Mr.X terkena dampak lingkungan sosialnya secara bertahap dan tidak disadari itu menjadi sebuah kebiasaan yang rutin dan dilakukan dengan bosnya.itulah salah satu contoh teori Queerdalam tahapan menuju suatu tahap homoseksual dari Mr.X. Mr.X sangat sulit untuk melupakan dan menjauhi tindakan yang menyimpang ,dilakukan oleh dirinya bersama bosnya.




Daftar pustaka

(http://en.wikipedia.org/wiki/Queer_theory)

(http://female.kompas.com/read/2010/09/28/17484152/lesbian.bisa.dicegah.tapi.tak.bisa.diubah)


[2]S Esther ,Fernanda.,2010,TRANSJENDER DALAM ACARA HIBURAN TELEVISI (Analisis    Semiotik   Acara       Segeerrr   Beneerrr),[pdf], (http://eprints.undip.ac.id/23908/1/Fernanda_Esther_S-D2C_005_161.pdf, diakses pada tanggal 1 November 2012)

[3]http://health.kompas.com/read/2010/09/28/17484152/Lesbian.Bisa.Dicegah.tapi.Tak.Bisa.Diubah
[4]http://female.kompas.com/read/2010/09/28/17484152/lesbian.bisa.dicegah.tapi.tak.bisa.diubah
[5]http://www.algbtical.org/2A%20QUEER.htm)